Relation between Knowledge and Mother’s Occupation with Growth and Development of Children between Ages 5-6 in Tk At-Taqwa Cimahi

Abstract

In Indonesia, 45.7% toddlers experienced growth and development disorders. As a candidate for the nation’s next generation, the quality of their growth and development needs serious attention. Knowledge and awareness of mothers play snificant role towards child growth and development. Mother’s occupation, in general, can depict the broadness of the mothers knowledge. In other words, the mother’s occupation can affect the growth and development of their children. This study aims to determine the relationship of mother’s knowledge and occupation with growth and development in children aged 5-6 years at At-Taqwa Cimahi Kindergarten in 2016. The research method used is correlative with cross-sectional design. Samples were 47 mothers with a total sampling technique. Data was obtained by using amultiple choice researc questionnaire for mother and analyzed by univariate and bivariate method with Chi-Square test. The majority of respondents had good knowledge (57.4%), most did not work (55.3%), most of the growth of their children was normal (61.7%) and most of their children’s development was doubtful (55.3%). There is no relationship between mother’s knowledge with the growth of children (p value =, 1.00). There is a relationship between mother’s knowledge and child development in (pValue = 0.01), between mother’s occupation with the growth of children (p Value = 0.01) and also between mother’s occupation and child development (p Value = 0.003). It is recommended that parents broaden their knowledge as effort to develop children’s growth and development abilities that can be optimized by stimulation.


 


Keywords: Cross-sectional, development, employment, growth, knowledge

References
[1] Adriany. (2012). Stimulasi Tumbuh Kembang Anak dengan Bermain. Jakarta: Salemba medika.


[2] Amirudin. (2014). Hubungan Antara Pendapatan Orang Tua Dengan Status Gizi Pada Siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, vol. 2, issue 3, pp. 564 – 568.


[3] Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


[4] Arisman. (2006). Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC.


[5] Atkinson, R. L., et al. (2006). Introduction to Psychology (13th ed.). New York: Harcourt College Publisher.


[6] Behrman. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.


[7] Kependudukan, D. (2015). Profildinaskependudukan. Jakarta: Dinas Kependudukan.


[8] Kesehatan, D. (2014). Profil Dinas Kesehatankota Cimahi. Cimahi: Dinas Kesehatan.


[9] Dinda. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang stimulasi Perkembangan dengan Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada MasaPrasekolah (3-6 Tahun) Di Dusun Lemah Duwur Desa Sitirejo Kabupaten Malang. Joeurnal. Undip. Semarang.


[10] Eapen, V., et al. (2010). Prevalence and Psychososial Correlates of Global Developmental Delay in 3 Year Old Children in The United Arab Emirates, Journal of Psychosomatic Research, issue 6, pp. 321-326.


[11] Herawati and Briawan. (2012). Ilmukeperawatankomunitaskonsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.


[12] Herlina T., Subagyo and Agustin, R. (2010). Perbedaan Perkembangan Anak Usia 4- 5 Tahun Antara Yang Ikut PAUD dan Tidak Ikut PAUD, Jurnal Penelitian, Kesehatan Forikes, vol. 1, issue 4, pp. 249-258.


[13] Hidayat, (2007). Metode Penelitian Kebidanaan Dan Teknikanalisa Data. Jakarta: Salemba Medika.


[14] Hurlock. (2012). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: EGC.


[15] Kudarti. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Pada Balita Di Desa Papringan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Jurnal Akademi Kebidanan Mardi Rahayu Kudus.


[16] Kusuma. (2012). HubunganAntara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dan Perkembangan Motorik Halus Balita Di Wilayah KerjaPuskesmasPenumping Surakarta. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.


[17] Kurniawati. (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulandi Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014. Jurnal Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.


[18] Lavika. (2014). Hubunganpengetahuanibutentangstimulasitumbuhkembanganak dengan karakteristikibu di Paud Nur Alam tahun 2014. Jurnal STIKES A. YaniCimahi


[19] Lisnawati. (2012). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.


[20] Mardiya. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak, Kab. KulonPrugo. Jakarta: Bidang Advokasi Konseling dan Pembinaan KB dan Kesehatan Reproduksi.


[21] Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pengukuran Antropometri Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.


[22] Mubarak, W. I. (2012). Promosi Kesehatan Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: GrahaIlmu.


[23] Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


[24] Nursalam. (2014). Konsep dan PenerapanMetodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta: Salembamedika.


[25] Patmonodewo. (2013). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


[26] Proverawati. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.


[27] Rahadrjo. (2012). Pedoman Perawatan Balita. Bandung: CV Nuasa Aulia.


[28] Dasar, R. K. (2013). Rencana Strategis Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.


[29] Riyanto, A. (2011). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.


[30] Rochmawati. (2006). Pengantar Psikologiuntuk Kebidanan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


[31] Sandrariasti. (2011). Retrieved February 5, 2016 from http://ayahbunda.co.id.


[32] Setyorini. (2012). Hubunganantara status sosialekonomi dengan status gizianaksekolahdasarkelas 4 dan kelas 5 SDN 1 touneletdansdkatolik St. Monica KecamatanLangowan Barat. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.


[33] Subagyo, and Wisnu, N. (2010). Pemberian Stimulasi Perkembangan Anak Sesuai Usia Oleh Orang Tua Balita. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, vol. 1, issue 1, pp. 1-6.


[34] Soetjiningsih. (2012). Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi. Jakarta: Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita.


[35] Sudarti. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,.


[36] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Apfabeta.


[37] Suhardjo. (2014). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: BumiAksara.


[38] Sujanti. (2013). Asuhankeperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Grahailmu.


[39] Sukini. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Bayi Dengan Pemberian Stimulasi Perkembangan Bayi Usia 6 – 9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Dharmarini Kabupaten Temanggung Tahun 2014. Jurnalkebidanan, vol. 4, issue 8, pp. 2089-7669.


[40] Sulisyani, H. (2001). Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Bandung: Puspa Suara.


[41] Supariasa, I. D. W., Bakri, B. and Fajar, I. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.


[42] Supartini. (2014). Buku Ajar Konsepdasarkeperawatananak. Jakarta: EGC.


[43] Suriadi. (2012). PsikologiIbu dan Anakuntuk Kebidanan. Jakarta: Salembamedika.


[44] Utami. (2010). Karakteristikibukaitannya dengan tumbuhkembanganakbalita di dusunmirissewu Ngentak Rejorendah Kulon Progo. POLTEKES Yogyakarta.


[45] Wawan and Dewi. (2011). Teoripengetahuan, Sikap Dan Perilakusertacarapengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta.


[46] Wong and Whaley. (2009). Buku Ajar Keperawatanpediatrik. Jakarta: EGC.


[47] Yuniarti. (2015). Asuhanneonatus, Bayi-Bayi Dan Balita Dan Anakpra-Sekolah. Bandung: Refika Aditama.