Capacity Building Strategy for Village Apparatus: Elevating Village Status of Underdeveloped Villages in Pandeglang Regency
DOI:
https://doi.org/10.18502/kss.v10i15.19178Keywords:
underdeveloped villages, capacity of village apparatus, human developmentAbstract
The 2023 Village Development Index (IDM) indicates that 4,382 villages in Indonesia remain underdeveloped. Strengthening the capacity of village apparatus is crucial to fostering sustainable development and achieving independent and innovative villages. This study analyzes the capacity of village apparatus in underdeveloped villages and formulates strategies to enhance their effectiveness in the Pandeglang Regency. A qualitative research approach was employed, utilizing the Focus Group Discussion (FGD) method, and data were collected through observation, document review, and discussions with selected informants. The findings reveal that efforts to develop the competence and capacity of village apparatus remain suboptimal. Technical training does not fully address managerial and technical competency needs due to the absence of a clear competency framework. Additionally, limited initiative from village governments further hampers capacity-building efforts. To address these challenges, this study recommends the adoption of collaborative governance for more effective training, the implementation of Training Needs Analysis to align training programs with village apparatus needs, and the promotion of training programs by relevant ministries to support the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) at the village level.
References
[1] Ranto FF, Tulusan FM, Palar NR. Kompetensi Aparatur Desa dalam Pengelolaan Pembangunan Desa di Desa Bulude Kecamatan Kabaruan. Jap. 2022;8(115):42–8.
[2] Neri F. “Pengembangan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dalam Rangka Mewujudkan Good Governance.,” urnal Wacana Kinerja Kaji. Volume 22. Prakt. Kinerja Dan Adm. Pelayanan Publik; 2019. p. 2.
[3] Sugianto O. Strategi Meningkatkan Kualitas Kinerja Aparat Desa Mekarsari dengan Pendekatan Pengembangan dan Pola Manajemen Sumber Daya Manusia. J-STAF : Siddiq, Tabligh, Amanah, Fathonah. 2024 Mar;1(2):219–30.
[4] Kementerian Desa PD. “Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun,” 2016. [Online]. Available: http://jdih.kemendesa.go.id/katalog/ peraturan_menteri_desa_pembangunan_daerah_tertinggal_dan_transmigrasi_ nomor_22_tahun_2016
[5] Firdaus P. engembangan Wilayah Perbatasan sebagai Upaya Pemerataan Pemban- gunan Wilayah di Indonesia. Volume 3. Sol Justicia; 2020. p. 1.
[6] BPK (2014), “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.”
[7] Badan Pusat Statistik. “Jumlah Desa Tertinggal menurut Provinsi (Desa), 2019-2021.” [Online]. Available: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjE5MSMy/jumlah- desa-tertinggal-menurut-provinsi.html
[8] Kementerian Desa PD. “Status IDM: Mulai dari tahun 2019 - 2023.” [Online]. Available: https://idm.kemendesa.go.id/
[9] R. Soeprapto, “The Capacity Building For Local Government Toward Good Governance,” 2010.
[10] Kementerian Desa PD. “Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) (Ranking Report of the Village Development Index),” 2023. [Online]. Available: https://drive.google. com/file/d/1MkwhZ5wvHRpjWz1DbH4y2YasdlS7CJkf/view
[11] Elsa, “Strategi Pengembangan Desa Tertinggal Di Nagari Batu Banyak Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.,” J. Spasial Penelitian, Terap. Ilmu Geogr. Dan Pendidik. Geogr., vol. 1(1), 2017.
[12] Nuraeniyah Jamalilail S, Dio Tri Dewanto R, Fikri Maulana S, Nuradilah F, Rendi Fadilah A, Rabani Ahidat A. Penerapan Program Sdgs Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Sukajadi. Unigal Repos; 2023. pp. 268–74.
[13] Saidi A, Habibi M. Descriptive Analysis of Human Resource Development Through Motivation and Training as Well As Supporting and Inhibiting Factors. Daengku J. Humanit. Soc. Sci. Innov. 2022 Aug;2(4):549–58.
[14] Sari I. Novita;Noor, “Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan Terpadu (Studi pada Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri),”. J. Adm. Publik. 2015;2(4):634–40.
[15] Mustanir A, Sellang K, Ali A, Madaling M, Mutmainna M. “Peranan Aparatur Pemerintah Desa Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Desa Tonrongnge Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang,” J. Ilm. Clean Gov., vol. 2, no. 1, pp. 67–84, 2018, [Online]. Available: http://lonsuit.unismuhluwuk.ac.id/index.php/clean/article/view/213
[16] Grindle MS. Getting Good Government : Capacity Building in the Public Sectors of Developing Countries. Massachusetts: Harvard Institute for International Development; 1997.
[17] Pade SP. Pentingnya Kualitas Aparat Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Di Desa Lantung Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Polit. J. Ilmu Polit. 2015;(1):1–10.
[18] Manalu M, Nasution HT, Nasution I. Pengembangan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Di Desa Aek Korsik. Perspektif. 2018;7(2):55–9.
[19] Zulkarnain AI, Kornitasari Y. Peran Dana Desa Terhadap Pembangunan Ekowisata Boon Pring Andeman Di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. J. Dev. Econ. Soc. Stud. 2022;1(1):71–9.
[20] Nurdin, “Analisis Pengembangan Kapasitas Kelembagaan di SMPN Satu Atap Belantaraya Kecamatan Gaung (Analysis of Institutional Capacity Development at SMPN Satu Atap Belantaraya, Gaung District),” Universitas Terbuka, 2014. [Online]. Available: https://repository.ut.ac.id/688/
[21] N. Nandoe, S. Suryati, and N. Noviza, “Layanan Bimbingan Konseling Menggunakan Teknik Focus Group Discussion (FGD) Untuk Mengatasi Konflik Organisasi Intra Kampus Di UKMK UIN Raden Fatah Palembang,” J. Ilmu Sos. Hum. dan Seni, vol. 1, no. 6, pp. 573–576, Jun. 2023, https://doi.org/10.62379/jishs.v1i6.837.
[22] Irwanto, Focus Group Discussion (FGD). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2006.
[23] J. S. Matthew B. Miles. A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. California: SAGE Publications, Inc.; 2014.
[24] S. Asiah and E. Purwanda, “Analisis Faktor Pertumbuhan Ekonomi Desa Tertinggal di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten,” Pros. FRIMA (Festival Ris. Ilm. Manaj. dan Akuntansi), no. 4, pp. 369–375, Mar. 2022, https://doi.org/10.55916/frima.v0i4.392.
[25] Peta P, Setiya T, Yuniarto HW. Jalan SDGs Desa (Desa Bandung Kecamatan Banjar Pandeglang Provinsi Banten). Abstrak; 2024. p. 8341.
[26] S. Adhi Hapsari R, “Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa Dalam Optimalisasi Pelayanan Administrasi Kependudukan (Studi di Desa Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung),” J. Adm. Publik., vol. 11(2), pp. 112–28.
[27] Rizqiyana, “Manajemen Program Akademi Desa 4.0 Di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia,” UIN Sunan Kalijaga, 2022.
[28] Fitrianti AA, Romadhan AA, Salahudin. Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan: Kajian Pustaka Terstruktur. J. Reg. Rural Dev. Plan. 2022;6(1):47–64.
[29] H MN, Rubiyanah R, Jamali N; M. N. H. R. Rubiyanah, and N. Jamali, “Literasi Ekonomi, Kesehatan Dan Pendidikan Di Cisata Kabupaten Pandeglang Banten,”. J. Kommunity Online. 2020;1(1):64–70.
[30] Sekretariat Website JDIH BPK. “Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2021 Badan Usaha Milik Desa,” Database Peratur., no. 0865, p. 02 Februari 2021, 2021, [Online]. Available: https://peraturan.bpk.go.id/Details/161841/pp-no-11-tahun-2021
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Nur Laila, Asropi, Putri Riani, Agnes Larasati, Audrey Dhea Azahra

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.