Intercultural Interaction in the Multiethnic Context of Makassar City: A Case Study in an Urban Neighborhood

Abstract

This research is a case study in an urban environment that investigates intercultural interaction in the multiethnic context of Makassar City. The research aims to understand how intercultural interactions occur in the daily lives of the residents of Makassar, which is a city rich in cultural and ethnic diversity. Data were collected through direct observation and in-depth interviews. Seven local residents with diverse ethnic backgrounds were selected as informants for this study. Intercultural communication, acceptance and tolerance, cooperation and collaboration, the influence of intercultural interaction, and challenges and barriers are some of the elements studied. According to the results of the study, intercultural communication in Makassar City requires the use of language and special signs to overcome language differences. The majority of Makassar City residents appreciate and accept ethnic diversity. However, there are still problems in overcoming differences in tradition and culture. In various initiatives and activities involving multiethnic communities, there is cooperation and collaboration between ethnicities. The social, cultural, and economic life of Makassar City is greatly enhanced by intercultural interaction. However, there are some challenges faced, such as language differences and cultural stereotypes, which can make inter-ethnic communication and understanding difficult. This study enhances our understanding of cultural interaction in a multiethnic urban environment and offers suggestions for improving inter-ethnic understanding, tolerance, and collaboration in Makassar City.


Keywords: intercultural interaction, multiethnicity, urban environment

References
[1] Juditha C. Stereotip dan prasangka dalam konfl ik etnis tionghoa dan bugis makassar. Jurnal Ilmu Komunikasi; 2015. p. 12.

[2] Rahim AR, Arifuddin A, Thaba A. Alih kode dan campur kode penjual dan pembeli di pasar pabbaeng baeng kota makassar. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra. 2020;4(1):245–261.

[3] Surya IB, Taibe P. Transormasi spasial dan perubahan sosial komunitas lokal: Perspektif dinamika pembangunan kawasan kota baru. Chakti Pustaka Indonesia; 2022.

[4] Anonim. Kota Makassar. Profil Baru. 2020.

[5] Bahfiarti T, Arianto A, Fatimah JM, Farid M. Literasi multikultural komunitas etnik kampung rama kecamatan panakukang kota makassar. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2020;26(2):55–59.

[6] Mirhan AM. Proses pembentukan komunitas Muslim Indonesia. Jurnal Studia Insania. 2014;2(2):79–88.

[7] Sulistiyono ST. Mengenal sistem pengetahuan, teknologi, dan ekonomi nelayan Pantai Utara Jawa. AGASTYA: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya. 2014;4(2):1–24.

[8] Juliani R, Cangara H, Unde AA. Komunikasi antarbudaya etnis aceh dan bugismakassar melalui asimilasi perkawinan di kota makassar. KAREBA: Jurnal Ilmu Komunikasi 2015:70–87.

[9] Rahim A, Muhajir K. Interaksi sosial etnis lokal dan etnis tionghoa dalam pencegahan konflik di kota makassar. JED. Jurnal Etika Demokrasi; 2018. p. 3.

[10] Arswendi R. Interaksi antarbudaya etnis bugis-makassar dengan etnis jawa (Studi Mahasiswa Bugis-Makassar dengan Mahasiswa Etnis Jawa di Lingkungan Kos di Semarang). Konvergensi. Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi. 2015;1:124–144.

[11] Murni. Komunikasi antarbudaya etnis tionghoa dengan masyarakat pribumi dalam penggunaan pesan nonverbal di kota selatpanjang. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2021.

[12] Fahmi D. PERSEPSI: Bagaimana sejatinya persepsi membentuk konstruksi berpikir kita. Anak Hebat Indonesia; 2020.

[13] Hamdiah M. Komunikasi lintas budaya antara pengajar bipa dan pemelajar madagaskar. Jurnal Ilmiah Bina Bahasa. 2023;16(1):63–73.

[14] Sihabudin HA. Komunikasi antarbudaya: Satu perspektif multidimensi. Bumi Aksara; 2022

[15] Rizak M. Peran pola komunikasi antarbudaya dalam mencegah konflik antar kelompok agama. Islamic Communication Journal. 2018;3(1):88–104.

[16] Martaulina SD. Bahasa Indonesia terapan. Deepublish; 2018.

[17] Farhurohman O. Implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Primary: Jurnal Keilmuan Dan Kependidikan Dasar. 2017;9:23–34.

[18] Nugroho AB, Lestari P, Wiendijarti I. Pola komunikasi antarbudaya Batak dan Jawa di Yogyakarta. Jurnal Aspikom. 2012;1(5):403–418.

[19] Muhtadi AS. Komunikasi lintas agama: Mencari solusi konflik agama. Conference Proceeding ICONIMAD, 275, 2019.

[20] Handoko W. Perniagaan dan Islamisasi di wilayah maluku. Kalpataru. 2013;22:17–30.

[21] Andriani Lubis L. Komunikasi antarbudaya etnis tionghoa dan pribumi di kota medan. Jurnal Ilmu Komunikasi Terakreditasi. 2012;10:13–27.

[22] Liliweri A. Prasangka, konflik, dan komunikasi antarbudaya. Prenada Media; 2018.

[23] Rafida. Representasi stereotyping dalam film hichki. Institut Agama Islam Negeri Pare Pare. 2022.

[24] Triningtyas DA. Konseling Lintas Budaya. CV. AE MEDIA GRAFIKA; 2019.

[25] Harahap AS, Nofianti R, Agustia NR. Kerukunan umat beragama: Keragaman dan keharmonisan di kwala begumit kabupaten langkat. PT. Green Pustaka Indonesia; 2023.

[26] Bakri M, Mistar J, Ghony D, Purnamasari NI. Pesantren dan multikulturalisme di madura: Adaptasi nilai multikultural dalam menciptakan kerukunan masyarakat multi etnis dan agama. Jurnal Pendidikan Agama Islam. 2020;8:173–194.