Saujana Ubud Bali in Tourism Activities

Abstract

Saujana is the relationship between natural heritage and cultural heritage in the unity of space and time. Natural heritage is a special natural formation, while cultural heritage is the result of creativity, taste, intention, and special work. This paper aims to review the chronology of Saujana’s development in Ubud and the crucial aspects of its development in tourism activities. The research method is SWOT analysis. The results of the research show that Saujana Ubud is a unique nature developed by humans consciously while maintaining its sustainability. Saujana specialty is an important asset in tourism. Spatial transformation and economic inequality are threats to the sustainability of the Ubud landscape in terms of the cultural landscape. An aggressive strategy for developing and preserving the Ubud Saujana is needed. Ulapan spatial planning is expected to be an aggressive strategic foundation for managing the sustainability of the Ubud landscape.


Keywords: Saujana, Ubud, tourism

References
[1] Widiyanto, Muta’ali L, Santosa LW, Sudrajat, Marwasta J, Jatmiko RH. Pengenalan Bentanglahan Jawa Bagian Tengah. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada; 2004.

[2] Rahmi DH. Sudibyakto, Sutikno, Adishakti L. Pusaka Saujana Borobudur : Perubahan Dan Kontinuitasnya. Jurnal Manusia Dan Lingkungan. 2012;19:85–94.

[3] ICOMOS. Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia. Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia Dan International Council on Monuments and Sites (ICOMOS). Indonesia Didukung Oleh Kementerian Kebudayaan Dan Pariwisata RI; 2003.

[4] Adishakti LT. Pengantar Pelestarian Pusaka. Yogyakarta: Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada; 2016.

[5] Swanwick C. Landscape Character Assessment, Guidance for England and Scotland. UK: The Countryside Agency & Scottish Natural Heritage; 2012.

[6] Tuttle SD. Landforms and landscapes. London: W. C. Brown Co; 1975.

[7] Pujaastawa. Kebudayaan Bali. Pelatihan Kehumasan Polri. Denpasar: FIB Universitas Udayana; 2014.

[8] Wijaya N. Menepis Awan: Puri Kauhan Ubud Dibalik Layar Sejarah Bali Abad XVIIIXX. Materi yang dibawakan dalam seminar draf diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, 2017.

[9] Halim EA. Studi Perilaku Adaptasi Manusia terhadap Lingkungan Sosial dalam Penambahan Fungsi Ruang Komersial Hunian Tradisional Bali di Ubud. Serat Rupa Journal of Design. 2016;1(2):389–405.

[10] Hall CM, Weiller B. Special Interest Tourism. New York: John Wiley & Sons. Inc; 1992.

[11] Ahimsa-Putra HS. Model Pariwisata Perdesaan Sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UGM; 1998.

[12] Dewi NL, Nawastara AM. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kawasan Pusat Kota Ubud yang Mencitrakan Ruang Tradisional Bali. Jurnal Teknik ITS. 2015;4:95–9.

[13] Juniawati GR. Investasi Pariwisata terhadap Fungsi Permukiman di Ubud Bali: Transformasi Keruangan, Sosial dan Ekonomi. Journal of Regional and Rural Development Planning. 2022;6(3):276–86.

[14] Anggi M, Pramitasari D, Marcillia SR. Citra Ubud Bali Berdasarkan Peta Kognisi Masyarakat. Langkau Betang. Arsitektur. 2020;7:25–41.

[15] Arida IN. Baiquni, Damanik J, Ahimsa-Putra HS. Dinamika Ekowisata Tri Ning Tri di Bali Problematika Dan Strategi Pengembangan Tiga Tipe Ekowisata Bali. Kawistara. 2014;4(2):111–224.