Strict Liability as an Expansion of the Meaning of Criminal Acts in Environmental Crimes

Abstract

The problems in overcoming criminal acts in the environmental sector not only need practice but also need development and improvement in theoretical studies, so that the purpose of the laws and regulations formed reaches their goals. One of the interesting discussions to be reviewed in depth is the applicability of the concept of strict liability or absolute responsibility in enforcing criminal law in the environmental sector, as regulated in Article 88 of Law Number 32 of 2009 concerning environmental protection and management. Strict liability in general is to put criminal liability to the perpetrator of a criminal act without the necessity of guilt. In other words, errors with the concept of strict liability can be ruled out. Eliminating wrongdoing does not mean eliminating evidence for criminal acts that have indeed been committed. The conduct of a criminal act is the basis on which a person can be held criminally liable (determining the presence or absence of a mistake). However, in the concept of strict liability, this does not apply on the contrary, a person who has committed a criminal act has also been fulfilled with the element of guilt, so it does not need to be proven or ruled out. The criminal act becomes completed, and the element of guilt is evidenced by the loss arising as a result of the criminal act committed.


Keywords: strict liability, criminal acts, environmental crime 1.

References
[1] Adji Samekto, FX. Studi Hukum Kritis: Kritik terhadap Hukum Modern, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2003).

[2] Suartha, I Dewa Made, Hukum Pidana Korporasi, Pertanggungjawaban Pidana dalam Kebijakan Hukum Pidana Indonesia, (Malang: Setara Press, 2015).

[3] Sjahdeini, Sutan Remy, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi ( Jakarta: Grafiti Pers, 2006).

[4] Saleh, Roeslan, Masih Saja tentang Kesalahan (CV. Karya Dunia Fikir, 1994).

[5] Huda, Chairul, Beberapa Catatan tentang Konsep Strict Liability dan Penerapannya dalam Praktek Penegakan Hukum Lingkungan dan Hukum Kehutanan dan Perkebunan, pada http://www.iopri.org/wp-content/uploads/2017/10/II-02.-Sekilastentang- Strict-Liabality.pdf.

[6] Huda, Chairul, Dari Tiada Pidana tanpa Kesalahan Menuju Tiada Pertanggungjawaban Pidana tanpa Kesalahan, Tinjauan Kritis terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana ( Jakarta: Prenada Media Group, 2011)

[7] Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana ( Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985).

[8] Atmasasmita, Romli, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana ( Jakarta: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989).

[9] Atmasasmita, Romli, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana ( Jakarta: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989).

[10] Atmasasmita, Romli, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana ( Jakarta: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989).

[11] Saleh, Roeslan, Pikiran-pikiran tentang Pertanggungan Jawab Pidana, cetakan pertama, ( Jakarta: Ghalia Indo, 1983).

[12] Saleh, Roeslan, Masih Saja tentang Kesalahan (CV. Karya Dunia Fikir, 1994).

[13] Saleh, Roeslan, Masih Saja tentang Kesalahan (CV. Karya Dunia Fikir, 1994).

[14] Huda, Chairul, Dari Tiada Pidana tanpa Kesalahan Menuju Tiada Pertanggungjawaban Pidana tanpa Kesalahan, Tinjauan Kritis terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, edisi pertama, cetakan keempat ( Jakarta: Prenada Media Group, 2011)

[15] Salmon, Hendrik, https://fhukum.unpatti.ac.id/htn-han/292-eksistensi-dan-fungsiprinsip- strict-liability-dalam-penegakan-hukum-lingkungan

[16] Kristian, Hukum Pidana Korporasi, Kebijakan Integral (Integral Policy) Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Di Indonesia (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2014).

[17] Sjawie, Hasbullah F, Direksi Perseroan Terbatas serta Pertanggungjawaban Pidana Korporasi ( Jakarta: Kencana, 2017).

[18] Sjahdeini, Sutan Remy, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi ( Jakarta: Grafiti Pers, 2006).

[19] Zainal Abidin Farid, Andi, Hukum Pidana I, ( Jakarta: Sinar Grafika, 1983).

[20] Huda, Chairul, Dari Tiada Pidana tanpa Kesalahan Menuju Tiada Pertanggungjawaban Pidana tanpa Kesalahan, Tinjauan Kritis terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana ( Jakarta: Prenada Media Group, 2011)

[21] Ferber, Kenneth S, Corporation Law, (New Jersey: Prentice Hall, 2002)

[22] Kelsen, Hans, Teori Hukum Murni (Terjemahan dari General Theory of Law and Statute), (Translated by: Somardi), ( Jakarta: Rindi Press, 1995)

[23] Kristian. Hukum Pidana Korporasi, Kebijakan Integral (Integral Policy) Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Di Indonesia (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2014).

[24] Muladi, Dwidja P. Pertanggungjawaban Korporasi dalam Hukum Pidana, (Bandung: STHB, 1991).

[25] Huda, Chairul. Dari Tiada Pidana tanpa Kesalahan Menuju Tiada Pertanggungjawaban Pidana tanpa Kesalahan, Tinjauan Kritis terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana ( Jakarta: Prenada Media Group, 2011)

[26] Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana ( Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985).