Social Interaction in Petamburan as a Form of Socio-Religious Tolerance in Indonesia 

Abstract

Petamburan is a sub-district of Jakarta, Indonesia’s capital city, and it has been a center of attention in Indonesia because of the growth and movement of the Islamic Front Defenders (Front Pembela Islam: FPI) within it. Before the FPI was officially banned by the Indonesian government on December 30, 2020, all of its activities and controversies performed in the name of Islam and its leader had become a main attraction for Indonesia’s mainstream media. This impacts Petamburan, which is described as a conflict-prone area in terms of social and religious factors. However, the image of Petamburan from the mass media does not describe the depth of its social reality. This research proposed a core hypothesis that the Petamburan people have deep riches of social harmony in terms of religion, race, and social factors. This study used a social interaction approach and analysis that focused on interactions in the actual public spheres in Petamburan. The final result was a picture of social and religious tolerance from the wide social diversity in the Petamburan community as a form of harmonious and inclusive social life in Indonesia.


Keywords: social interaction, religion, public sphere, virtual space, FPI

References
[1] Andayani D. Mendagri Tito Soroti AD/ART FPI, singgung “Khilafah Islamiyah” [Internet]. detikNews; 2019 Nov 28 [cited 2021 Nov 10]. Available from: https://news.detik.com/berita/d-4801968/mendagri-tito-soroti-adart-fpi-singgung- khilafah-islamiyah
[2]Petamburan [Internet]. Google Trends. Google; c2021; [cited 2021 Nov 10]. Available from: https://trendszgoogle.com/trends/explore?date=today 5- y&geo=ID&q=petamburan
[3] Sejarah singkat & perkembangan GBI petamburan [Internet]. GBI Petamburan; c2003; [cited 2021 Nov 10]. Available from: http://www.gbipetamburan.com/DetailTentangKami.asp?recId=2
[4] Yusak Y. Kemajemukan dan konflik sosial: Suatu tantangan bagi Pancasila sebagai agama sipil di Indonesia. PsikoWacana. 2003;2(2):1-14.
[5] Hasbiansyah O. Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Mediator, Jurnal Komunikasi. 2008;9(1):163–80.
[6] Schwartz H, Jacobs J. Qualitative Sociology: A Method to The Madness. New York: Free Press; 1979.
[7] Trengginas SS. Ini asal usul nama wilayah Petamburan di Tanah Abang, Jakarta Pusat [Internet]. Tribun Jakarta; 2019 Nov 30 [cited 2021 Nov 17]. Available from: https://jakarta.tribunnews.com/2019/12/30/ini-asal-usul-nama- wilayah-petamburan-di-tanah-abang-jakarta-pusat
[8] Zaenuddin H. 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe. Jakarta: PT UFUK Publishing House; 2012. 337–338 p.
[9] Pujilaksono S. Pengantar Sosiologi. Malang: Intrans Publishing; 2018. 64–65 p.
[10] Utama WS. Kehidupan sosial-budaya masyarakat tionghoa di Batavia 1900an- 1930an. Lembaran Sejarah. 2012;9(1):20.
[11] Oostindie G. Dutch colonialism, migration and cultural heritage. Oostindie G, editor. Leiden: KITLV Press; 2008. Chapter 1: Migration and its legacies in the Dutch colonial world; p. 1–22.
[12] Dahana A. Kegiatan awal masyarakat tionghoa di Indonesia. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia. 2000;2(1):55.
[13] Fuad F. Peristiwa Chinese troubelen di Batavia: Sebuah tinjauan sejarah hukum. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi. 2013;12(2):29–37
[14] Restiyati DW, Rafaellito N. Bangunan cagar budaya berlanggam di Jakarta. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman; 2018; p. 21
[15] Athoillah A. Pembentukan identitas sosial komunitas Hadhrami di Batavia abad XVIII- XX. Lembaran Sejarah. 2019;14(2):150
[16] Haryono M. Peranan Komunitas Arab dalam Bidang Sosial-Keagamaan di Betawi 1900-1942. Bul Al-Turas. 2020 Jan 28;21(1):165–84.
[17] Hidayat R. Seluk beluk para dabib: Dari pekojan ke condet: Orang hadrami di Jakarta [Internet]. Tirto; 2017 Jan 19 [cited 2021 Nov 17]. Available from: https://tirto.id/dari- pekojan-ke-condet-orang-hadrami-di-jakarta-chh4
[18] Sumbung G, Suman A, Hidayat K, Kindangen P. Peran Gereja dalam peningkatan ekonomi masyarakat di Tomohon Sulawesi Utara. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia. 2012;15(4):8–14.
[19] Saidi R. Babad Betawi. Jakarta: Gria Media Prima; 2002. 95 p.
[20] Castle L. Profil Etnik Jakarta. Jakarta: Masup Jakarta; 2007. 24 p.
[21] Gual M. Ini asal mula banyak warga Afrika di Tanah Abang [Internet]. Merdeka; 2015 Sep 26 [cited 2021 Nov 24]. Available from: https://www.merdeka.com/peristiwa/ini- asal-mula-banyak-warga-afrika-di-tanah-abang.html
[22] Yonavilbia E. Tanah abang di mata asing [Internet]. InfoPublik; 2016 Apr 20 [cited 2021 Nov 24]. Available from: https://infopublik.id/read/153383/tanah-abang-di-mata- asing.html
[23] Syahrin MA, Wiraputra AR, Septianto D. Penindakan hukum bagi warga negara Nigeria yang melebihi batas waktu izin tinggal keimigrasian: Studi kasus kantor imigrasi kelas I khusus non TPI Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian. 2018;1(2):133-147.
[24] Soekanto S, Sustyowati B. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2017.
[25] Carr S, Francis M, Rivlin LG, Stone AM. Public Space. New York: Cambridge University Press; 1992. 18 p.
[26] Gehl J. Life Between Building Using Public Space. Island Press; 2011. 9–12 p.
[27] Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Pusat. Tanah Abang dalam angka 2020. Jakarta: BPS Jakarta Pusat; 2020.
[28] Harahap K. Aplikasi Hukum Lingkungan dalam Pembentukan Karakteristik “Ruang” Interaksi Sosial di Permukiman Keluarahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. In: Tarigan AP, Suherman, Fitri R, Indira SS, editors. International Seminar 2013 FT-UNPAB: Urban, Culture, and Technology. Faculty of Engineering University of Pembangunan Panca Budi; 2013.
[29] Alkhajar ENS. Komunikasi Termediasi dan Momentum Revitalisasi Pembelajaran Daring. In: Alkhajar ENS, Wijaya SHB, editors. Dinamika Komunikasi dalam Pandemi COVID-19. Yogyakarta: KBM Indonesia; 2020. p. 181–94.
[30] Supelli K. Ruang Publik Dunia Maya. In: Hardiman FB, editor. Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis dan Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius; 2010.
[31] Shibutani T. Sosial Processes, An Introduction to Sociolgy. Berkeley: University of California Press; 2000. 5 p.
[32] Miskan. Pemikiran multikulturalisme K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan implikasinya terhadap pendidikan agama Islam di Indonesia. Al-Furqan, Jurnal Studi Pendidika Islam. 2018;6(2): 36.
[33] Banusu YO, Firmanto AD. Kebahagiaan Dalam Ruang Keseharian Manusia. Forum Fam Plan West Hemisph. 2020;49(2):51–61.
[34] Sudharto. Multikulturalisme dalam Pespektif Empat Pilar Kebangsaan. J Ilm Civ. 2012;
[35] Taufik M. Nilai sosio-religius masyarakat desa: Studi interaksi antarumat beragama di Yogyakarta. Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora. 2018;16(1):49–72.
[36] Pamungkas C. Toleransi Beragama dalam Praktik Sosial: Studi Kasus Hubungan Mayoritas dan Minoritas Agama di Kabupaten Buleleng. Epistemé. 2014;9(2):285– 316.
[37] Prayugo, Sugiarto W, Harahap SSA. Toleransi hidup umat bergama (Studi interaksi sosial menuju integrasi keagamaan di Mandau). Akademika. 2018;14(2):98–109.
[38] Arjawinangun KB. Waspada kriminalitas, ini lokasi rawan di tanah abang [Internet]. Sindonews; 2015 Jul 2 [cited 2021 Nov 17]. Available from: https://metro.sindonews.com/berita/1019301/170/waspada-kriminalitas-ini-lokasi- rawan-di-tanah-abang
[39] Fardiansyah A. Pasar Tanah Abang rawan kejahatan, ini tips dari polisi agar belanja aman [Internet]. Okenews; 2017 Jun 7 [cited 2021 Nov 17]. Available from: https://megapolitan.okezone.com/read/2017/06/07/338/1709939/pasar-tanah- abang-rawan-kejahatan-ini-tips-dari-polisi-agar-belanja-aman
[40] Digdoyo E. Kajian Isu Toleransi Beragama, Budaya, dan Tanggung jawab Sosial Media. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. 2018;3(1):42–60.