Behavioral and Living Environmental Factors Associated with Dengue Haemorrhagic Fever Prevalence in Air Dingin Public Health Center, Padang City

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a major public health problem in Indonesia. An Incidence Rate (IR) of 361/100.000 population was accounted at Air Dingin. The purpose of this study was to know the relationship between living environment and 3M Plus behavior with DHF prevalence in Air Dingin. A case-control study with simple random sampling was conducted at Air Dingin Public Health Center from December to June 2016. The samples were divided into two groups of case and control groups of 39 while controlling the age and domicile. The obtained data was then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analysis. Bivariate analysis results showed : the house temperature p-value = 0.065 ; humidity houses p-value = 0.687 ; light p-value = 0.002; density residential home p-value= 0.359 ; drain water reservoirs p-value = 0.359 ; close water reservoirs p-value = 0.179 ; buy thrift p-value= 0.002 ; insect screen use p-value = 0.179 ; and hanging clothes behavior p-value = 0.014. Multivariate analysis result showed that the dominant factor was the lighting (p-value=0.029 OR=3.34). Three variables had significant relationship with DHF prevalence : lighting, waste products
burying/disposing behavior and hanging clothes behavior.



Keywords: DBD; environment home; practice 3M Plus

References
[1] Dinkes. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2013. Padang: Dinas Kesehatan Kota Padang, 2014.


[2] Kemenkes. 2004. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Dirjen P2PL Kemenkes RI.


[3] Kemenkes. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kemenkes RI.


[4] Kemenkes. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Dirjen P2PL Kemenkes RI.


[5] Kemenkes. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 035 Tahun 2012 tentang Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


[6] Pratama K. 2014. Faktor Risiko Lingkungan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Pada Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Basung Kabupeten Agam Tahun 2013. Padang: Universitas Andalas.


[7] Rahman DA. 2012. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Praktik 3M dengan Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Blora Kabupaten Blora. Jurnal Universitas Negeri Semarang. 1:1-7.


[8] Sholihah Q, Prasetyo K. 2014. Hubungan kondisi sanitasi lingkungan, pengetahuan, dan tingkat pendidikan terhadap kejadian DBD di Kelurahan Kecamatan Sambikereb Kota Surabaya. Jurnal Universitas Negeri Semarang. 219-28.


[9] Sofia, Suhartono, Wahyuningsih NE. 2014. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Keluarga dengan Kejadian DBD di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 13:30-7.


[10] Sucipto PT, Raharjo M, Nurjazuli. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit DBD dan Jenis Serotipe Virus Dengue di Kabupaten Serang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 14 No.2:51-6.


[11] Sumantri A. 2010. Kesehatan Lingkungan (Edisi Revisi). Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.


[12] Sunaryo S, Soedarmo P. 2009. Demam Berdarah (Dengue) Pada Anak. Universitas Indonesia: Jakarta.


[13] Suyasa ING, Putra NA, Aryanta IWR. 2008. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Vektor DBD di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Ectrophic. 3:1-6.


[14] Tamza RB, Dharminto, Suhartono. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian DBD di Wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2 Nomor 2.


[15] WHO. 2004. Panduan Lengkap WHO, Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kedokteran EGC.


[16] Widiyastuti N. Analisis faktor lingkungan dan praktik keluarga dalam PSN terhadap kejadian DBD di Kota Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2011.


[17] Winarsih S. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku PSN dengan Kejadian DBD. Jurnal Universitas Negeri Semarang. 1-9.