Phenotypic Characterization of the Quantitative Traits of Magelang Duck in Sempu Hamlet, Magelang Regency

Abstract

The aim of this research was to analyze the phenotypic characterization on quantitative traits of Magelang ducks in Sempu Hamlet, Secang District, Magelang Regency. The Magelang Duck has been designated by the government as belonging to the original local Magelang family. The research material are 100 ducks form four farmers in Sempu Village, Secang District, Magelang Regency. The research method is descriptive analysis. The variable measured was the phenotypic characterization of body weight (BW), body length (BL), neck length (NL), chest circumference (CC), and body temperature (BT) of the duck entering the production phase. This research showed that the average BW, BL, NL, CC, and BT were 1,54 ± 0,14 kg; 58,89 ± 2,05 cm; 15,28 ± 1,45 cm; 33,57 ± 1,23 cm; and 40,59 ± 0,89⁰C. Based on the results of this study, it can be concluded that the average physical size of Magelang Duck between the farmers were not much different from each other, as the farmer maintenance system were similar. This duck also has the characteristics of active poultry, because it moves more.


Keywords: Phenotypic, Characterization, Magelang Ducks, Sempu Hamlet.

References
[1] Amaludin, F., I. Suswono., Rusdiyanto. 2013. Bobot Dan Presentase Bagian-Bagian Karkas Itik Mojosari Afkir Berdasarkan Sistem Dan Lokasi Pemeliharaan (The Weight And Precentage Of Spent Mojosari Duck Carcass Partion Precentage Based On The System And Farming Location). Jurnal ilmiah peternakan 1(3):924-932.

[2] Deden, A. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Grafindo, Bandung.

[3] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang. 2015. Potensi Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Magelang. Magelang.

[4] Hanggara, D. S. 2013. Pengaruh Tingkat Pembatasan Protein dalam Ransum Terhadap Edible dan In Edible pada Itik Jantan Lokal. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran. Bandung.

[5] Hardjosubroto, W. 2001. Genetika Hewan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

[6] Isomoyowati dan D. Purwantini. 2013. Produksi Dan Kualitas Telur Itik Lokal di Daerah Sentra Peternakan Itik. Jurnal Pembangunan Pedesaan 13(1): 11-16.

[7] Jayasamudera, D. J. dan B. Cahyono. 2005. Pembibitan Itik. Penebar Swadaya. Jakarta.

[8] Keputusan Menteri Pertanian. 2013. Penetapan Rumpun Itik Magelang. Nomor 701/Kpts/PD.410/2/2013. Menteri Pertanian. Jakarta.

[9] Kusnadi, E., Widjajakusuma, R., Sutardi, T., Hardjosworo, P. dan Habibie, A. 2006. Pemberian Antanan (Centella asiatica) dan Vitamin C sebagai Upaya Mengatasi Efek Cekaman Panas pada Broiler. Media Peternakan 29(3) 133-140.

[10] Luthfiana, N.A., B. Santoso, dan A. Rahayu. 2020. Korelasi Genetik antara Bobot Telur dengan Indeks Telur Itik Magelang di Dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS “Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal COVID-19” Vol 4 (1): 382-387.

[11] Meisji L. S., R.R. Noor, P.S. Hardjosworo dan C. Nisa. 2012. Kajian karakteristik biologis itik pegagan Sumatra Selatan. J. Lahan SubOptima 1(2): 170-176.

[12] Purwantini, D., R.S.S. Santosa, S.A. Santosa, Ismoyowati, and A. Rahayu. 2019. Heterosis Value Estimation of Magelang and Tegal Cross Ducks Morphometrics Characteristics. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 372 (1) : 1-.5

[13] Rahayu, A., Purwantini, D., Maharani, D., and Hartatik, T. 2015. Single Nucleotide polymorphisms Identification and Genotyping Anaysis of Melanocortin 1 Receptor Gene in Various Plumage Colors Magelang Duck. International Journal of Poultry Science 14:207-212.

[14] Rahayu, A., B. Santoso, N. A. Luthfiana. 2019. Identification of Magelang Ducks to Analyze Morphological Diversity in Ngadirojo Village, Secang District, Magelang Regency. Journal of Livestock Science and Production 3(2): 179-185.

[15] Rahayu, A., dan T.P. Rahayu. 2020. Manajemen Pemeliharaan Itik Magelang secra Intensif dan Ektensif di Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Bulletin of Aplied Animal Research vol 2 (2): 38-43.

[16] Sarengat, W. 1990. Inventarisasi nama-nama jenis itik berdasarkan warna bulu pada populasi itik lokal di daerah Magelang dan Tegal. Prosiding Seminar Nasional tentang Unggas Lokal. hlm. 183-187.

[17] Subekti, K. dan F. Arlina. 2011. Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. Fakultas Peternakan. Universitas Andalas. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November. XIV (2).

[18] Suryana dan Yasin, M. 2013. Studi Tingkah Laku Pada Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) di Kalimantan Selatan. Disertasi. Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, Kalimantan Selatan.

[19] Susilorini., T. Eko., Sawitri., M. Eiry., Muharlien. 2010. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.

[20] Tamzil, H. 2014. Stres Panas pada Unggas: Metabolisme, Akibat dan Upaya Penanggulangannya. Wartazo 24(2): 5766.

[21] Wulandari, D., Sunarno., T. R. Saraswati. 2015. Perbedaan Somatometri Itik Tegal, Itik Magelang Dan Itik Pengging. Bioma 17(2): 94-101.

[22] Yuniwarti, E. Y. W., H. Muliani. 2014. Status Heterofil, Limfosit Dan Rasio H/L Berbagai Itik Lokal Di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Ternak 1(5): 22-27.

[23] Yuwono, M. D. 2012. Budidaya Ternak Itik Petelur. Perpustakaan Nasional RI. Ungaran