Factors Affecting the Management of Stunting in Banten Province

Abstract

Indonesia had the 5th highest prevalence of stunting among toddlers in Asia in 2018 with 30.8%. Banten is a province where handling stunting has been made a priority. Apart from leading to stunted growth, stunting is also associated with less than optimal brain development, which causes poor mental and learning abilities, and poor school performance. The purpose of this study was to determine the factors associated with stunting prevention in Banten province. The questionnaire used in this study was created by the researchers and contained 45 questions. This was a randomized controlled clinical trial. The independent variables were specific interventions (nutrition, environmental sanitation, clean water, family latrines), and the dependent variable was stunting prevention. Respondents in this study included 276 toddlers. Height was obtained by measuring the average height of the children before and after administration of the interventions. Statistical analysis was through the t test. According to the results, there was a significant relationship between sanitation of the home environment and family income with the incidence of stunting in children under five in Banten province. It is therefore recommended that the Government should form a nutrition kitchen in each posyandu.


Keywords: management of stunting countermeasures, height, weight, sensitive nutrition, toddler

References
[1] Aini NS, Agustin H. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku selamat pada wisatawan di pantai parangtritis kabupaten bantul diy. Jurnal Cakrawala Promkes. 2018;1(1):32. https://doi.org/10.12928/promkes.v1i1.292

[2] Androwansyah A. Faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24–59 bulan di wilayah kerja puskesmas pasar. Jurnal Kesehatan Vokasional. 2020. Available from: http://repo.upertis.ac.id/1756/1/ANDROWANSYAH.pdf

[3] Astuti FD, Sulistyowati TF. Hubungan tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar di kecamatan godean. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013;7(1). https://doi.org/10.12928/kesmas.v7i1.1048

[4] Rahadiyanti A. Standar antropometri anak (Terbaru) - Blog AhliGiziID.

[5] Bishwakarma R. Spatial inequality in child nutrition in Nepal. University of Maryland, College Park. 2011

[6] Cahyono W, Rahmani R. Faktor determinan kinerja petugas gizi dalam kabupaten lombok timur. Journal of Public Health. 2016;2(1):69–75.

[7] Fikadu T, Assegid S, Dube L. Factors associated with stunting among children of age 24 to 59 months in Meskan district, Gurage Zone, South Ethiopia: A case-control study. BMC Public Health. 2014;14(1). https://doi.org/10.1186/1471-2458-14-800

[8] Sulistyoningsih H. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Hariyani Sulistyoningsih. OPAC Perpustakaan Nasional RI. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. Available from: https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=105556

[9] Gibson JL, Dan I, Donnelly Jr. Organisasi: Perilaku, struktur, proses. Jakarta: Erlangga; 2019.

[10] Japardi I. Pemeriksaan dan sisi praktis merawat pasien cedera kepala. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2003;7(1):32–35.

[11] Kalundang D, Mayulu N, Mamuaja C. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan keberhasilan tenaga pelaksanaan gizi dalam melaksanakan tugas program gizi di Puskesmas Kota Manado. Ikmas. 2017;2(4):44–64.

[12] Krisnana I, Suryawan A, Muftiyaturrohmah M. Analysis of fathers’ support based on maternal perceptions through stunting incidence in toddler at coastal areas. Systematic Reviews in Pharmacy. 2020;11(5):761–767. https://doi.org/10.31838/srp.2020.5.110

[13] Lestari W, Rezeki SHI, Siregar DM, Manggabarani S. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak sekolah dasar negeri 014610 sei renggas kecamatan kisaran barat kabupaten asahan. Jurnal Dunia Gizi. 2018;1(1):59. https://doi.org/10.33085/jdg.v1i1.2926

[14] Manggala T, Suminar JR, Hafiar H. Faktor-faktor keberhasilan program promosi kesehatan “gempur stunting” dalam penanganan stunting di puskesmas rancakalong sumedang. CoverAge: Journal of Strategic Communication. 2021;11(2):91–102. https://doi.org/10.35814/coverage.v11i2.2016

[15] Nadhiroh SR, Ni’mah K. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 2015;10(1):13–19.

[16] Notoadmodjo S. Promosi kesehatan & prilaku kesehatan. Jakarta: EGC; 2012.

[17] Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Soekidjo notoatmodjo. OPAC Perpustakaan Nasional RI. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Available from: https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=197163

[18] Nusa U, Kupang C. Faktor penentu stunting anak balita pada berbagai zona ekosistem di kabupaten kupang. Jurnal Gizi Dan Pangan. 2016;11(1):9–18. https://doi.org/10.25182/jgp.2016.11.1.%p

[19] Putri A. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja tenaga pelaksana gizi puskesmas tentang penilaian status gizi anak balita di kabupaten aceh tamiang tahun 2015. Aceh. 2016.

[20] Rahmayana R, Ibrahim IA. Hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting anak usia 12-59 bulan. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak. 2021;4(1). https://doi.org/10.32584/jika.v4i1.959

[21] Rahmawati ND, Sartika DRA. Cadres’ role in Posyandu revitalization as stunting early detection in Babakan Madang Sub-District, Bogor District. ASEAN Journal of Community Engagement. 2020;4(2):485–499. https://doi.org/10.7454/ajce.v4i2.1055

[22] Ryckembusch D, Frega R, Silva MG, et al. Enhancing nutrition: A new tool for ex-ante comparison of commodity-based vouchers and food transfers. World Development. 2013;49:58–67. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2013.01.021

[23] Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. OPAC Perpustakaan Nasional RI. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Available from: https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=197163

[24] Ilyas Y. Kinerja: Teori, penilaian dan penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI. Depok. 2002.