Political Influence of Kiai on Santri's Voting Behavior at the 2019 Election

Abstract

It is undeniable that Kiai (the leader in the Islamic boarding school) and Santri (the students of the Islamic boarding school) have a long history in Indonesian political dynamics. Additionally, the number of Islamic boarding schools has significantly increased. This study aimed to explain how Kiai’s voting behavior influenced the voting behaviour of Santris in the General Elections of 2019. The method used in this study was a descriptive qualitative method that involved observing a case study at the Wisma Wisnu Islamic Boarding School, Madiun. The data was analysed by using the sociological theory approach (The Columbia Study) and Rational Choice. The findings of this study showed that the voting behavior of Kiai in the Elections in 2019 involved rational choice. Kiai was able to assess the quality, competence, and integrity of the candidates through their vision, mission, and programs. Conversely, the voting behaviour of Santri in the election showed a sociological approach (The Colombia Study); they did not know the vision, mission, and programs of by the electoral candidates because they were not involved during the campaign stage. The Santri only considered and made their choices based on the guidance of their Kiai and parents.


Keywords: Kiai (the leader in Islamic boarding school); Santri’s (the students of the Islamic boarding school); Voting Behavior

References
[1] Horikoshi H. Kiai dan perubahan sosial. Jakarta: P3M; 1990.

[2] Rizal M, Nurhidayat I. Birokrat melawan: Mempertahankan integritas di tengah budaya paternalistik (studi kasus di pemerintah kota tegal). Journal Integritas. 2018;4.

[3] Rif’an Fadhil Ainur. Politik identitas dan perilaku pemilih pada pilpres 2019: Studi di kota palembang Sumatera selatan. Jurnal Politik Walisongo. 2020;2:83–100.

[4] Chalik A. Nahdlatul ulama dan geopolitik perubahan dan kesinambungan. Yogyakarta: Impulse; 2011.

[5] Sudarman, Febriandi R. Partisipasi politik santri pada pemilihan bupati aceh barat 2017. Journal Public Policy. 2017;3.

[6] Febriani E. Analisis perilaku memilih (voting behavior) pemilih pemula wilayah Jakarta barat menjelang pemilihan umum 2019. Journal Polinter. 2018;4.

[7] Efriza. Penguatan sistem presidensial dalam pemilu serentak 2019. Journal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik-LIPI). 2019;16.

[8] Thohari MH, Jacky M. Perilaku politik santri pada pemilu legisatif 2014. Journal Paradigma. 2015;3.

[9] Hasriani, Madani M, Handam. Perilaku pemilih pemula dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014 di kelurahan sapaya kecamatan bungaya kabupaten gowa. Journal Otoritas ( Jurnal Ilmu Pemerintahan). 2015;5.

[10] Farzianto R, Rafni A. Orientasi politik santri pada pemilihan umum tahun 2019 (studi di pondok pesantren darul ulum kelurahan aia pacah kota padang). Journal of Civic Education. 2020;3:101–109.

[11] Shofiya A, Yani MT. Orientasi politik santri sebagai pemilih pemula dalam pemilihan gubernur jawa timur tahun 2013 (studi pada santri di pondok pesantren roudlotun nasyi’in desa beratkulon kecamatan kemlagi kabupaten mojokerto). Journal Kajian Moral dan Kewarganegaraan. 2014;2:611–624.

[12] Haryanto. Kebangkitan party ID: Analisis perilaku memilih dalam politik lokal di Indonesia. Journal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2014;17.

[13] Rachmat B, Esther. Perilaku pemilih pemula dalam pilkada serentak di kecamatan ciomas kabupaten serang tahun 2015. Journal llmu Pemerintahan Widyapraja. 2016;42.

[14] Mahali M. Kyai-santri relationship in electoral politics: A critical point of view. Journal ilmu pemerintahan (kajian ilmupemerintahan dan politik daerah). 2019;4:75–89.

[15] Jannah H. Kyai, perubahan sosial dan dinamika politik kekuasaan. Journal Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan. 2015;3.

[16] Sastrawati N. Partisipasi politik dalam konsepsi teori pilihan rasional James S Coleman. Journal Al-Risalah ( Jurnal Ilmu Syariah Dan Hukum). 2019;19.

[17] Apriani KD, Fedri R. Perilaku memilih masyarakat bangka belitung dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur tahun 2017. Indekstat Journal. 2020;1.

[18] Ritzer G. Teori sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012.

[19] Ramadhanil F, Pratama HM, Salabi NA, Sadikin UH. Evaluasi pemilu serentak 2019: Dari sistem pemilu ke manajemen penyelenggaraan pemilu. Agustyati KN, editor. Jakarta: Perludem; 2019.

[20] Patoni A. Kiai pesantren dan dialektika politik kekuasaan. Tulungagung: IAIN Tulungagung Press; 2019.

[21] Mujani S, Liddle WR, Ambardi K. Kuasa rakyat: Analisis tentang perilaku memilih dalam pemilihan legislatif dan presiden Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta: Mizan Publika; 2012.

[22] Levitsky S, Ziblatt D. Bagaimana demokrasi mati. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2019.

[23] Haris S, Isra S, Surbakti R, Bhakti IN, Ambardi K, Harjanto N, et al. Pemilu nasional serentak 2019. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2016.

[24] Dofier Z. Tradisi pesantren: Studi pandangan hidup kyai dan visinya mengenai masa depan Indonesia. Yogyakarta: LP3ES; 2011.

[25] Damsar. Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Kencana; 2015.

[26] Geertz C. Abangan, santri, priyayi dalam masyarakat Jawa. Yogyakarta: Pustaka Jaya; 2005.

[27] Geertz C. Kebudayaan dan agama. Yogyakarta: Kanisius; 1992.