Detection of Antibiotic Residues and Concentration in Raw Milk from Lembang Small Holder Dairy Farm

Abstract

The study of “Detection of Antibiotic Residues and Concentration in Raw Milk from Lembang Small Holder Dairy Farms” was held in 3 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) or Cooperative Service Center, members of Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) or Dairy Farmer Cooperative of North Bandung, in Lembang, Kabupaten Bandung, which was chosen purposively, and Unit Pelayanan Teknis Sumber Daya Alam Hayati (UPT SDA Hayati) laboratory in Padjadjaran University at Jatinangor, Sumedang. The subject of this study are to detect qualitative and quantitative possibility of antibiotic presence in raw milk from small holder dairy farms members of KPSBU Lembang.

Keywords: Residues, Antibiotic, Raw milk, Residues Concentration, Small Holder Dairy Farms

References
[1] Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM). 2003. Keamanan Pangan dan Good Practices dalam Rantai Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.

[2] Dairy Processing Handbook. 1995. Tetra Pak Processing System. AB S-221 86 Lund, Sweden.

[3] Direktur Jenderal Peternakan. 1983. Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No.17/Kpts/DJP/DEPTAN/1983. Departemen Pertanian Republik Indonesia.

[4] Eustice, R.F. 1989. Pedoman Pengelolaan Sapi Perah. Nandi Amerta Agung. Salatiga.

[5] Kusumaningsih, A., T.B. Murdiati, dan S. Bahri. 1996. Pengetahuan Peternak Tentang Waktu Henti Obat dan Hubungannya dengan Residu Antibiotika pada Susu. Media Kedokteran Hewan. Volume: 12 No 4.

[6] Manual Kesmavet. 1996. Pedoman Pembinaan Kesmavet. No. 46/1996. Direktorat Bina Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta.

[7] Murdiati, T.B. 1997. Teknik Deteksi Residu Antibiotika dalam Produk Peternakan dalam Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997. Balai Penelitian Veteriner, Bogor.

[8] Oka, H. 1995. Regulation and Current Residue Detection Methods of Antibiotics Used in the European Union. Chemical Analysis for Antibiotics used in Agriculture. Edited by Oka, H., Nakazawa, H., Harada, K. and Macneil, J. D. AOAC International.

[9] Prosedur Mutu PT. Industri Susu Alam Murni (ISAM). Inspeksi dan Pengujian Susu Segar 2003. No. Dokumen: 01/QC/PMSS. No. Revisi: 0.1.

[10] Ressang, A.A. dan Nasution, A.A. 1963. Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Kesehatan Susu. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

[11] Snyder, O.P. 1992. The Critical HACCP Process Standards for Pasteurized Chilled Food Systems. Dalam Srikandi Fardiaz. 1999. Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis. Studi Pangan dan Gizi IPB Bogor.

[12] Sokal, R.R. dan F.J. Rohlf. 1992. Pengantar Biostatistika. Edisi ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

[13] Standar Nasional Indonesia. SNI No: 01-6366-2000. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas Maksimum Residu dalam Bahan Makanan Asal Hewan. Dewan Standardisasi Nasional.

[14] Sukadana, I Made. 1998. Antibiotika. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung.

[15] Van Den Berg, J.T.C. 1988. Dairy Technology in the Tropics and Subtropics. Pudoc Wageningen, Netherland.

[16] Widiastuti, R. dan T.B. Murdiati. 1995. Residu Sulfonamida pada Telur Ayam Ras. Balai Penelitian Veteriner, Bogor.

[17] Winarno, F.G. 1997. Naskah Akademis Keamanan Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.