Performance Production Based on the Type of Mating in Local Ducks
Abstract
This study aims to determine the effects of the local duck mating patterns (Tegal and Magelang) on production performance based on feed consumption, feed conversion (FCR), and egg production (DDP). The research used 80 Magelang and Tegal ducks. The research is an experimental study with a completely randomized design (CRD). The research used 4 treatments and 5 replications. The number of ducks in each cross consisted of 5 (five) males and 15 (fifteen) females. P1 crossed Magelang and Magelang ducks (MM), P2 Magelang Tegal (MT), P3 Tegal Magelang (TM), and P4 Tegal and Tegal (TT) which were given the same feed in the form of concentrate feed. Ducks were kept for 3 months to observe their production performance. The results showed that there was no significant difference between the feed consumption of P1 and P3, but significantly different (P> 0.05) between P2 and P4. The highest egg production was produced by P3 followed by P1, P2, and P4, while the lowest FCR is P2 followed by P4, P3 and the highest was P1 (MM). From the research, it was concluded that the Tegal-Magelang (P3) duck crossbred had the best productivity and the most efficient use of feed compared to other cross treatments.
Keywords: Duck cross breeding, Local Ducks, Egg production, Feed Consumption, FCR.
References
[1] Negara.P.M.S, I Putu Sampurna, Tjokorda Sari Nindhia. 2017. Pola Pertumbuhan Bobot Badan Itik Bali Betina. Indonesia Medicus Veterinus. Januari 2017 6(1): 30- 39. Universitas Udayana. Bali.
[2] Ismoyowati and D. Purwantini. 2013. Produksi dan Kualitas Telur Itik Lokal di Daerah Sentra Peternakan Itik. Jurnal Pembangunan Pedesaan 13(1):11–16.
[3] Subiharta, D.M. Yuwono, and P. Sudrajad. 2013. Karakteristik Itik Tegal (Anas Plantyhynchos Javanicus) Sebagai Itik Petelur Unggulan Local Jawa Tengah dan Upaya Peningkatan Produksinya. Seminar Nasional Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Local Pertanian dan Kelautan. Fakultas Pertanian Unersitas Trunojoyo, Madura. P.300-309.
[4] Purwati, D., M.A. Djaelani, and E.Y.W. Yuniwarti. 2015. Indeks Kuning Telur (IKT), Haugh Unit (HU) dan Bobot Telur pada Berbagai Itik Lokal di Jawa Tengah. Jurnal Biologi 4(2):1-9.
[5] Rofiq, M.A., Sutiyono, and E. Kurnianto. 2018. Seleksi Itik Magelang Jantan Berdasarkan Sifat Produksi dan Reproduksi Keturunannya di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia di Banyubiru, Ambarawa, Kabupaten Semarang. Agromedia 36(1):47-56.
[6] Ismoyowati, D. Indrasanti, and I.B. Sulistyawan. 2018. The Differences of Feed Quality and Egg Production Performance of Tegal and Magelang Ducks on Farming in Central Java. Bulletin on Animal Science 42(3):197-202.
[7] Kaharuddin, D. and Kasusiayah. 2017. Performan Puyuh Lokal Asal Payakumbuh, Bengkulu, dan Hasil Persilangannya. Jurnal Sains Peternakan Indonesia 12(3):317- 324.
[8] Standar Nasional Indonesia. 2000. Pakan Itik Petelur. Badan Standarisasi Nasional Indonesia No. 3910. Jakarta.
[9] Adi, A.P, Dwi Sunarti, dan Rina Muryani. 2019. Performans Itik Tegal Betina dengan Sistem Pemeliharaan Intensif dan Semi Intensif di KTT Bulusari Kabupaten Pemalang. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 14 (3): 237-245.
[10] Wulandari. D, Sunarno, Tyas Rini Saraswati. 2015. Perbedaan Somatometri Itik Tegal, Itik Magelang Dan Itik Pengging. BIOMA 7(2): 94-101.
[11] Sinurat, A. P. 2000. Penyusunan Ransum Ayam Buras dan Itik. Pelatihan Proyek Pengembangan Agribisnis Peternakan. Dinas Peternakan DKI Jakarta, Jakarta.
[12] Imawan. M.R, Rudy Sutrisna, dan Tintin Kurtini. 2016. Pengaruh Ransum Dengan Kadar Protein Kasar Berbeda Terhadap Pertumbuhan Itik Betina Mojosari. J. Ilmiah Peternakan Terpadu 4(4): 300 – 306.
[13] Hidanah. S, Richa Putriayuningtyas, Trilas Sardjito. 2011. Pemanfaatan Limbah Tempe yang Difermentasi dengan Bakteri Selulolitik sebagai Substitusi Jagung terhadap Daya Cerna Protein Kasar dan Bahan Kering Itik Petelur. J. Veterinaria Medika 4 (3): 203-206.
[14] Ketaren, P.P. 2007. Peran Itik sebagai Penghasil Telur dan Daging Nasional. Wartazoa 17: 117 – 127
[15] Fristanti .F, Ir Muhammad Farid Wadjdi, Ir Irawati Dinasari.2016. Pengaruh Tingkat Pemberian Kupang ( Musculata Senhausia) Terhadap Konsumsi, Produksi Telur, Konversi Pakan Dan Income Over Feed Cost (Iofc) Pada Itik Mojosari. Dinamika Rekasatwa 1(1):1-5.
[16] Subagja. H, Budi Prasetyo, Heny Nurjanah. 2017. Faktor Produksi Usaha Ternak Itik Petelur Semi Intensif Di Kabupaten Jember. Jurnal Ilmiah INOVASI. 17 (2): 67-72.
[17] Akbarillah, T., Kususiyah dan Hidayat. 2010. Pengaruh Penggunaan Daun Indigofera Segar Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Produksi dan Warna Yolk Itik. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universias Bengkulu. Jurnal Sains Peternakan Indonesia Vol. 5, No.1.
[18] Sulaiman, A. dan S. N. Rahmatullah. 2011. Karakteristik Eksterior, Produksi dan Kualitas Telur Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) di Sentra Peternakan Itik Kalimantan Selatan. Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Bioscientiae Vol. 8 No. 2, Hal. 46-61.
[19] D.P. Candrasari, Subur Priyono Sasmito Budhi, dan Hari Hartadi. 2011. Calcium Hydroxyde And Urea Treatment On The Quality Of Sugarcane Bagasse. Buletin Peternakan 35(3):165-172.
[20] Andriani. T, Muhammad Anwar Djaelani, Tyas Rini Saraswati. 2015. Kadar Proksimat telur Itik Pengging, Itik Tegal, Itik Magelang di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR), Ambarawa. Jurnal Biologi 4 (3): 8-15.
[21] Siregar. A. P. 1980. Tehnik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Merdie Group. Jakarta.
[22] Ketaren, P.P. 2002. Kebutuhan Gizi Itik Petelur Dan Itik Pedaging. WARTAZOA 12(2): 37-46.